pasaRpetani.com – Hidroponik berasal dari kata hidro dan ponik. Hidro berarti air, sedangkan ponik atau ponos berarti budidaya. Hidroponik bisa diartikan sebagai budidaya yang menggunakan air tanpa media tanah.
Ada beberapa teknik hidroponik, salah satu yang paling populer adalah system NFT (Nutrient Film Tekhnik). Seperti halnya film yang tipis, air yang sudah bercampur dengan nutrisi menjadi larutan nutrisi yang larut 100%. Larutan nutrisi ini dialirkan secara kontinu selama 24 jam, dengan ketebalan yang sangat tipis seperti film.
Mengapa larutan dialirakan tipis? Hal ini berdasarkan atas kandungan oksigen yang tinggi pada setiap permukaan larutan. Sehingga ketebalan tipis tersebut dapat membuat sirkulasi udara pada akar menjadi lebih baik.
Bayangkan jika nutrisi pupuk yang tidak larut 100% pasti akan membuat endapan dan membuat hambatan pada setiap aliran larutan tersebut.
Sistem NFT pada umumnya menggunakan peralatan berupa talang atau paralon plastic yang sudah dilubangi berdasarkan jarak tanamnya. Talang tersebut diletakkan miring sehingga air akan mengalir mengikuti gravitasi.
Pada ujung atas talang merupakan sumber larutan yang dipompkan melalui pompa air, sedangkan pada ujung bawah merupakan tempat keluarnya laruta. Ujung bawah ini akan bermuara pada kolam pusat larutan yang menjadi sumber utama larutan yang akan dilanjutkan melalui sumber talang bagian atas.
Pompa air yang bertugas mengaliri talang sepanjang hari, bekerja 24 jam tanpa henti. Jika berhenti maka akar tanaman tidak akan mendapat asupan nutrisi.
Jenis tanaman yang sudah banyak menggunakan system NFT ini adalah sayuran daun seperti caisim, pakcoy, selada, kangkung, bayam, juga sebagian tanaman buah seperti tomat, cabai dan melon.