pasaRpetani.com – Tingginya penggunaan plastik selama ini dapat mengancam lingkungan hidup, karena penguraian sampah plastik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun.
Jika setiap hari plastik selalu digunakan dan diproduksi, maka akan terjadi penumpukan sampah plastik yang sulit untuk diurai. Akibatnya sampah bisa menyebabkan banjir, polusi tanah dll.
Salah satu cara menjaga keseimbangan ekosistem, yaitu dengan membatasi penggunaan plastik. Sejak 21 Februari 2016, pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) sepakat menerapkan kebijakan khusus dengan memberikan harga pada setiap kantong terutama pada pasar ritel modern.
Program kantong plastik berbayar ini dilaunching langsung oleh presiden Jokowi dalam acara Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional 2016.
Harga yang diterapkan minimal Rp. 200 per kantong plastik. Harga kantong plastik tersebut tergantung pemerintah daerah setempat. Misalnya harga kantong plastik yang diterapkan di DKI jakarta sebesar Rp. 5000, Balikpapan Rp. 1500 dan Makassar Rp. 4500.
Kebijakan ini rencana akan dicoba pada 22 kota di Indonesia. Meskipun untuk awalnya baru akan dilaksanakan pada 17 kota yang sudah siap. Program ini akan diuji coba selama enam bulan, dengan evalusi setiap tiga bulan sekali.
Tentu program ini sangat positif mengingat jumlah ritel modern di Indonesia mencapai 35 ribu ritel. Dengan jumlah 12 ribu merupakan ritel berbasis waralaba seperti alfamart dan indomaret.
Namun demikian, jumlah Rp. 200 per kantong tersebut diyakini terlalu kecil dan mungkin tidak akan banyak berpengaruh. Jika hanya Rp. 200 per kantong plastik, tentu konsumen masih bersedia untuk membayar daripada membawa dari rumah. Jika demikian, program berbayar ini tentu akan menguntungkan bagi ritail. Karena sebelumnya plastik diberikan gratis namun sekarang harus membayar.