pasaRpetani.com – Lampung merupakan sentra lada hitam terbesar di Indonesia yang tersebar di Lampung Timur, Lampung Barat, Tanggamus, Way Kanan, dan Lampung Utara. Dengan produksi 24.498 ton lada hitam kering/tahun dari 63.679 hektar. Artinya produktivitas tak sampai 0.5 ton/ha, padahal produktivitas lada bisa sampai 1.5 ton/ha.
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas lada kering tersebut adalah penyakit cendawan pangkal batang phytoptora yang kerap menyerang tanaman lada.
Lada hitam tumbuh dan berkembang dengan memanjat tanaman inang sebagai tiang panjat. Tiang ini dapat menggunakan pohon dadap berduri. Dalam satu hektar dapat ditanam 1500-1600 batang.
Pemupukan bisa menggunakan pupuk kimia maupun organik. Sedangkan untuk penganggulanan cendawan bisa menggunakan fungisida atau juga agen hayati seperti Trichoderma yang dapat melawan phytopthora. Tanaman yang sudah tidak bisa diobati sebaiknya dicabut dan dibakar agar tidak menulari tanaman lainnya.
Untuk mengurangi perkembangan cendawan, perlu menjaga lahan agar tidak terlalu lembab, salah satu caranya dengan pemangkasan secara berkala dan pembersihan gulma.
Dalam setahun lada hitam hanya dipanen sekali dan biaya perawatannya sampai Rp. 10 juta/ha yaitu untuk pemupukan dan pestisida. Meskipun biayanya cukup besar, namun hasilnya juga lumayan karena jika produktivitas per hektar 1.5 ton dan harga rata-rata sekitar Rp. 40.000-50.000/kg. Maka dalam setahun untuk per hektar akan menghasilkan Rp. 75 juta.