pasaRpetani.com – Indonesia pernah menjadi produsen terbesar vanili di dunia dengan produksi 2.400 ton pada 2009. Namun kemudian tercoreng di dunia pervanilian karena ulah oknum yang menyelipkan belut kering dalam pengiriman untuk menambah bobot.
Alhasil harga vanili dari Indonesia hancur lebur, dari harga Rp. 3.5 juta/kg menjadi Rp. 150 ribu/kg.
Padahal harga vanili di pasar internasional umumnya masih terbilang tinggi. Harga importir Amerika pada tahun 2012 mematok harga Rp. 1.2 juta/kg (US$100-110/kg) untuk vanili yang bermutu dan Rp. 150 ribu/kg untuk mutu paling rendah. Vanili dikirim dalam bentuk batangan atau disebut vanilla bean atau vanilla pods.
Untuk mendapatkan produk vanili bermutu setidaknya membutuhkan bibit bermutu, teknik budidaya yang tepat dan pengolahan vanili itu sendiri.
Vanili mudah untuk dikembangkan, karena bisa distek batang dengan cepat. Namun demikian dalam pemenuhan bibit bermutu perlu menggunakan indukan yang bermutu pula, yaitu sehat dan jelas karakternya.
Teknik budidaya perlu memperhatikan persiapan lahan, pengolahan lahan, pemupukan dan tak kalah penting adalah kesesuaian bibit dengan agroklimat setempat.
Teknik pengolahan vanili juga sangat berperan penting dalam menghasilkan produk bermutu. Pasalnya umur panen vanili yang terlalu muda bisa menyebabkan mutu rendah, sedangkan umur panen vanili yang pas adalah 8-9 bulan setelah pembungaan.